1. PENDAHULUAN
Frekuensi
radio merupakan suatu sinyal arus bolak-balik frekwensi tinggi (AC) yang
berjalan terus pada suatu konduktor tembaga dan kemudian diradiasikan ke udara
melalui sebuah antenna. Suatu antena mengubah suatu sinyal kabel mnjadi sinyal
wireless dan vice versa. Ketika sinyal AC frekuensi tinggi diradiasikan ke
udara, maka akan membentuk gelombang radio. Gelombang Radio ini akan menjauh
dari sumber (antena) pada suatu garis lurus di segala jurusan dengan segera.
Jenis – jenis gelombang RF:
1. Nama Band : Very Low Frequency (Vlf)
Panjang Gelombang : > 10 Km
Frekuensi : < 30 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Myriametrik
Panjang Gelombang : > 10 Km
Frekuensi : < 30 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Myriametrik
2. Nama Band : Low Frequency (Vlf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Kilometer
3. Nama Band : Medium Frequency (Mf)
Panjang Gelombang : 100 - 1.000 M
Frekuensi : 300 - 3.000 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Hektometer
4. Nama Band : High Frequency (Hf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 M
Frekuensi : 3 - 30 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Dekameter
5. Nama Band : Very High Frequency (Vhf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Meter
6. Nama Band : Ultra High Frequency (Uhf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 Cm
Frekuensi : 300 - 3.000 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Decimeter
7. Nama Band : Super High Frequency (Shf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Cm
Frekuensi : 3 - 30 Ghz
Nama Gelombang : Gelombang Centimeter
8. Nama Band : Extremely High Frequency (Ehf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Mm
Frekuensi : 30 - 300 Ghz
Nama Gelombang : Gelombang Milimeter
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Kilometer
3. Nama Band : Medium Frequency (Mf)
Panjang Gelombang : 100 - 1.000 M
Frekuensi : 300 - 3.000 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Hektometer
4. Nama Band : High Frequency (Hf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 M
Frekuensi : 3 - 30 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Dekameter
5. Nama Band : Very High Frequency (Vhf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Meter
6. Nama Band : Ultra High Frequency (Uhf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 Cm
Frekuensi : 300 - 3.000 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Decimeter
7. Nama Band : Super High Frequency (Shf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Cm
Frekuensi : 3 - 30 Ghz
Nama Gelombang : Gelombang Centimeter
8. Nama Band : Extremely High Frequency (Ehf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Mm
Frekuensi : 30 - 300 Ghz
Nama Gelombang : Gelombang Milimeter
Global System for Mobile
Communication atau lebih dikenal dengan GSM merupakan teknologi komunikasi
digital yang memberikan layanan komunikasi bergerak. Dalam beberapa tahun
terakhir ini teknologi identifikasi berbasis frekuensi radio (Radio
Frequency Identification) berrkembang dengan pesat. Hal ini diakibatkan
oleh beberapa hal, salah satu di antaranya kebutuhan yang besar dari aplikasi
untuk konsumen dengan menggunakan teknologi ini.
Optimasi RF jaringan GSM dapat
dilakukan dengan melakukan Test Drive (DT). Drivetest merupakan cara yang tepat
untuk membantu operator dengan mengukur cakupan RF dan interferensi yang
mempengaruhi keseluruhan kapasitas jaringan.
Sebelum
DT kita cek azimut dan Tilt dari antena dipasang di menara. Di DT, pertama kita
menemukan situs maka kita menghubungkan TEMS, GPS dengan PC dan memulai
Software TEMS 6.0. Lalu kita membuat slogs sebagai berikut: TRX, dalam hal ini
kami membuat 20 panggilan pada setiap bagian dari 20 detik, log berikutnya
adalah INETR, dan kami membuat lama berkendara untuk pengujian tangan ke BTS
yang berdekatan dan cakupan. Log lain adalah INTRA, dalam hal ini kita membuat
putaran searah jarum jam lingkaran dan counter clock wise ke BTS dan memeriksa
serah terima antara sel-sel yang berdekatan. Pada tahun terakhir, kami membuat
log dari GPRS, di RF Engineer memeriksa layanan GPRS di semua sel BTS.
Proses Drive test untuk jaringan GSM
Batasan Masalah
:
1) Analisis
perancangan jaringan radio GSM mempunyai keluaran hingga nominal planning.
2)
Pengimplementasian dan analisis keluaran simulasi ke peta digital menggunakan
program ArcGIS 9.2.
3) Menggunakan
jaringan radio GSM 900 untuk makro sel dan GSM 1800 untuk mikro sel di daerah
Semarang.
4) Proses
perancangan yang dilakukan hanya pada layanan suara GSM.
5) Asumsi jumlah pengguna layanan GSM yang dijadikan dasar dalam
perhitungan merupakan 30% dari estimasi jumlah penduduk kota Semarang tahun
2014.
6) Tiap pengguna diasumsikan mendapatkan alokasi trafik 25mE atau 90
detik pada jam sibuk.
7) Tidak membahas secara mendetail mengenai pengaruh morfologi dan
topografi area Semarang terhadap perambatan gelombang.
8) Tidak
memperhitungkan mobilitas pelanggan terhadap perhitungan trafik.
2. GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)
2.1 Kanal pada
Air Interface GSM
Transmisi digital yang
diimplementasikan dalam GSM merupakan penggabungan dari 2 buah metode multiple
access yaitu FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time
Division Multiple Access). FDMA mengalokasikan tiap-tiap BTS dengan duplex
frekuensi yang berbeda-beda sehingga MS yang berada pada sel yang sama atau
berada pada sel tetangga dapat beroperasi dalam waktu yang bersamaan.
Awalnya GSM didesain untuk
beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya
digunakan frekuensi 890–915 MHz, sedangkan frekuensi downlinks-nya
menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwidth yang digunakan adalah 25
Mhz (915–980 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari
keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan
satu kanal untuk band penjaga.
2.2 Konsep Seluler
Daerah cakupan pelayanan sistem
seluler terbagi atas daerah-daerah kecil yang disebut dengan sel, dan setiap
sel ditangani oleh sebuah site akan tetapi satu site bisa
memiliki lebih dari satu sel. Tiap sel mempunyai grup transceiver (frekuensi)
yang independen. Kumpulan K sel disebut cluster. K bisa bernilai 4, 7,
9, 12, dan seterusnya. Nilai K tersebut sering disebut juga dengan frequency
reuse factor yang menunjukan periode dari frequency reuse.
Bila
ukuran cluster besar maka perbandingan jari-jari sel terhadap sel ko-kanal
adalah besar sehingga semakin meningkatkan kualitas transmisi karena nilai Co
Channel Interference semakin kecil. Sebaliknya, bila ukuran cluster kecil
maka jarak antar sel ko-kanal semakin dekat akan tetapi kapasitas yang
diberikan menjadi semakin besar.
Setiap BTS yang bersebelahan
menggunakan sekumpulan frekuensi yang berbeda dengan sel disebelahnya untuk
meminimalkan interferensi. Frekuensi yang sama dapat digunakan oleh sel lain
dimana jarak sel yang menggunakan frekuensi yang sama sedemikian rupa sehingga
pengaruh interferensi antar kanal dapat diminimalkan.
2.3
Meningkatkan Kapasitas Kanal Suara
Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas kanal suara,
antara lain:
Sektorisasi
Metode
yang sering dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas dengan membuat jari-jari
sel tidak berubah dan memperkecil interferensi ko-kanal 3 dengan menggantikan
antena omnidirectional sebuah BTS dengan beberapa antena directional yang
memiliki pola radiasi sinyal pada suatu arah saja. Pada pensektoran,
peningkatan kapasitas sistem dicapai dengan mengurangi jumlah sel dalam satu cluster
yang sekaligus memperbesar faktor penggunaan ulang frekuensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar